Kereta Api, Urat Nadi Pertahanan Bangsa yang Tak Pernah Berhenti Bergerak

Uncategorized1 Dilihat

Januari sampai September 2025, 464.788 Personel TNI dan 156.957 Personel Polri Manfaatkan Fasilitas Reduksi Tarif KAI

Sejak dentuman pertama perjuangan kemerdekaan hingga deru pembangunan masa kini, rel kereta api menjadi urat nadi yang menyatukan kota, pasukan dan semangat bangsa. PT Kereta Api Indonesia (Persero) terus memegang peran penting sebagai bagian dari infrastruktur strategis yang menopang mobilitas pertahanan dan keamanan nasional.

Vice President Public Relations KAI Anne Purba menjelaskan bahwa jaringan rel bukan sekadar jalur transportasi, tetapi juga jalur perjuangan dan kesiapsiagaan.

“Kereta api adalah bagian dari ekosistem pertahanan negara. Kecepatan dan jangkauannya menjadikannya sarana mobilitas pasukan dan logistik yang efisien, sekaligus simbol ketahanan nasional yang terus bergerak menjaga kedaulatan Indonesia,” ujar Anne.

Selama Januari sampai September 2025, sebanyak 464.788 anggota TNI dan 156.957 anggota Polri telah memanfaatkan layanan kereta api dengan fasilitas reduksi tarif. Sebagai bentuk penghargaan, KAI memberikan potongan tarif 25 persen untuk kelas eksekutif serta 50 persen untuk kelas bisnis dan ekonomi bagi anggota aktif dan siswa pendidikan TNI maupun Polri.

“Program reduksi tarif ini adalah bagian dari komitmen KAI untuk melayani seluruh lapisan masyarakat, termasuk aparatur pertahanan dan keamanan yang memiliki peran penting dalam menjaga ketertiban dan keselamatan publik. KAI ingin terus hadir sebagai mitra mobilitas bagi semua penjaga kemajuan bangsa,” jelas Anne.

Sejarah mencatat bahwa pada masa revolusi kemerdekaan, kereta api mengangkut pasukan, senjata dan kendaraan lapis baja ke berbagai medan operasi. Jalur rel bahkan langsung terkoneksi dengan markas strategis seperti Yonkav Kiaracondong Bandung dan Yonkav Demak Ijo Yogyakarta. Pada dekade 1970-an, pengiriman kendaraan Saracen dan Saladin ke Timor-Timur dilakukan melalui Stasiun Tugu Yogyakarta, menjadikan perkeretaapian saksi bisu atas setiap denyut perjuangan bangsa.

Lebih dari sekadar transportasi, perkeretaapian juga menjadi bagian dari sejarah industri pertahanan nasional. Kawasan Karees di Bandung yang dahulu menjadi pusat Artillerie Constructie Winkel (ACW) pada era Hindia Belanda kini menjadi lokasi berdirinya PT Pindad, produsen utama alat pertahanan Indonesia. Hingga kini, jaringan rel di kawasan tersebut tetap aktif mendukung mobilitas logistik strategis negara.

“Dari masa perjuangan hingga era modern, rel kereta api adalah simbol keteguhan. Ia menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan, dari perjuangan fisik menuju pertahanan teknologi,” tutup Anne.

KAI menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat peran perkeretaapian dalam ekosistem nasional. Tidak hanya sebagai penyedia layanan publik, tetapi juga sebagai penjaga senyap kedaulatan Indonesia yang terus bergerak di setiap jengkal rel.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai perjalanan dan layanan kereta api, masyarakat dapat menghubungi Contact Center KAI melalui telepon 121, WhatsApp 0811-2223-121, email cs@kai.id, atau media sosial resmi @KAI121

Artikel ini juga tayang di VRITIMES