Ekspektasi Kebijakan Dovish The Fed Perkuat Tren Bullish Emas

Uncategorized11 Dilihat

Pasar emas dunia (XAUUSD) memulai pekan dengan semangat baru, mencatat rekor tertinggi dan terus menarik minat investor sebagai aset lindung nilai. Optimisme pelaku pasar menguat menjelang pertemuan kebijakan moneter Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang dijadwalkan pertengahan September. Ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memulai siklus pelonggaran suku bunga menjadi katalis utama yang menekan imbal hasil obligasi pemerintah AS dan melemahkan dolar, sehingga memberi dorongan kuat bagi harga emas.

Para pelaku pasar kini memperkirakan pemangkasan suku bunga sebagai langkah pertama dari rangkaian kebijakan moneter yang lebih longgar. Sebagian analis bahkan menilai peluang pemangkasan yang lebih besar tetap terbuka, khususnya setelah revisi data ketenagakerjaan Amerika Serikat mengungkapkan bahwa kenaikan jumlah pekerjaan selama setahun terakhir telah dilaporkan jauh lebih tinggi dari kondisi sebenarnya. Temuan ini menimbulkan kekhawatiran bahwa pasar tenaga kerja sedang melambat, memberi alasan lebih kuat bagi The Fed untuk segera menurunkan suku bunga.

Perubahan sikap Ketua The Fed, Jerome Powell, dalam pidatonya di Simposium Jackson Hole akhir Agustus lalu juga semakin mengokohkan keyakinan pasar. Powell diperkirakan akan menyampaikan proyeksi ekonomi terbaru serta peta jalur suku bunga yang akan memandu kebijakan ke depan. Sementara konsensus masih menilai pemangkasan bertahap sebagai skenario utama, tidak sedikit pelaku pasar yang menimbang kemungkinan langkah yang lebih agresif jika data ekonomi berikutnya menandakan perlambatan lebih tajam.

Dari sudut pandang teknikal, Andy Nugraha, 

Analis Dupoin Futures Indonesia, menilai tren bullish pada emas  tetap dominan. Ia mengungkapkan bahwa pergerakan harga emas saat ini masih ditopang oleh kombinasi sinyal candlestick dan indikator Moving Average yang mengindikasikan tekanan beli kuat. Andy memperkirakan momentum positif ini berpotensi membawa harga emas menembus area psikologis penting yang menjadi fokus investor. Namun, ia juga menegaskan pentingnya mengantisipasi skenario koreksi apabila harga gagal mempertahankan laju penguatannya, dengan area support tertentu sebagai patokan utama untuk mengukur kekuatan tren.

Selain menantikan keputusan FOMC, pelaku pasar juga memantau agenda ekonomi lain yang dapat memengaruhi pergerakan emas, seperti rilis data Penjualan Ritel AS. Di sisi politik, perhatian publik tertuju pada proses pemungutan suara di Senat AS terkait pencalonan Dr. Stephen Miran untuk kursi Federal Reserve. Jika disetujui, Miran dapat langsung berpartisipasi dalam pertemuan kebijakan pekan ini. Di tengah dinamika tersebut, mantan Presiden Donald Trump bahkan menyuarakan dorongan agar The Fed memangkas suku bunga lebih besar daripada yang diantisipasi Powell, menambah spekulasi di kalangan investor.

Sementara itu, hasil survei University of Michigan terbaru menunjukkan penurunan indeks sentimen konsumen yang mencerminkan meningkatnya pesimisme masyarakat terhadap prospek ekonomi AS. Ekspektasi inflasi jangka pendek memang tetap tinggi, namun proyeksi inflasi jangka panjang justru menunjukkan kenaikan, menegaskan kekhawatiran akan risiko resesi.

Kombinasi faktor fundamental dan teknikal ini memperkuat pandangan bahwa emas akan tetap menjadi aset yang dilirik menjelang pengumuman penting The Fed. Dengan dukungan sentimen global dan prospek kebijakan moneter yang longgar, tren bullish emas diperkirakan berlanjut, sementara investor disarankan memantau reaksi pasar pasca-keputusan untuk menentukan arah transaksi selanjutnya.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES