Saham Nvidia Corp. (NVDA) kembali menjadi pusat perhatian investor global menjelang keputusan Federal Reserve (The Fed) terkait arah kebijakan moneternya. Pasar semakin optimistis bahwa pemangkasan suku bunga acuan yang diproyeksikan terjadi pada September dapat menjadi katalis besar bagi Nvidia untuk mempercepat ekspansi di sektor kecerdasan buatan (AI), memperkuat dominasinya di industri semikonduktor, dan memperluas cakupan pasarnya.
Pemangkasan Suku Bunga Bisa Jadi Katalis Nvidia
Prospek pemangkasan suku bunga The Fed membuat investor lebih berani mengambil risiko, terutama di sektor teknologi. Bagi Nvidia, potensi biaya pinjaman yang lebih rendah akan membuka peluang agresivitas investasi yang lebih besar, mulai dari pembangunan data center skala global, pengembangan arsitektur chip generasi terbaru Blackwell, hingga memperkuat dukungan bagi ekosistem startup AI melalui NVentures—unit investasi korporat Nvidia.
“Jika The Fed benar-benar memangkas suku bunga pada September, ini akan menjadi titik balik signifikan bagi Nvidia,” kata analis pasar teknologi dari Wedbush Securities. “Biaya modal yang lebih rendah akan mempercepat roadmap mereka dalam riset, pengembangan, dan akuisisi strategis.”
Bagi investor ritel, perkembangan ini menjadi momen penting untuk memantau pergerakan saham Nvidia. Saat ini, kamu dapat melacak harga saham Nvidia secara real-time dan memantau volatilitas pasar melalui aplikasi Nanovest, yang menyediakan akses ke saham-saham AS, termasuk perusahaan teknologi besar seperti Nvidia.
Kinerja Keuangan Q2 yang Mencengangkan
Nvidia baru saja melaporkan laba dan pendapatan kuartal kedua (Q2) yang melampaui ekspektasi pasar. Penjualan naik 55% YoY menjadi US$46,7 miliar, didorong oleh lonjakan permintaan chip data center, yang kini menyumbang 88% dari total pendapatan perusahaan. Angka ini menegaskan bahwa Nvidia bukan sekadar pemain penting, melainkan penguasa pasar GPU global.
Selain itu, Nvidia kini memiliki cadangan kas dan setara kas mencapai US$56 miliar, jauh melampaui total utang jangka panjangnya. Posisi keuangan ini memberikan ruang gerak yang sangat luas bagi perusahaan untuk melakukan investasi besar-besaran tanpa harus terlalu bergantung pada pembiayaan eksternal.
Menurut laporan keuangan, sebagian besar kas akan diarahkan untuk memperkuat infrastruktur data center, mempercepat produksi chip Blackwell, serta meningkatkan investasi pada NVentures guna mendukung ekosistem startup AI. “Kami melihat peluang masif di era AI generatif, dan kami akan terus memperkuat fondasi teknologi kami untuk memimpin pasar,” ujar Jensen Huang, CEO Nvidia, dalam konferensi pers hasil keuangan.
Valuasi Mahal, Tapi Investor Tetap Optimistis
Meski kinerjanya impresif, Nvidia masih menghadapi tantangan besar di sisi valuasi saham. Saat ini, rasio Price-to-Cash Flow (P/CF) Nvidia berada di level 55,4x, jauh di atas rata-rata industri semikonduktor dan indeks S&P 500.
Secara historis, valuasi setinggi ini sering dianggap “terlalu mahal” oleh sebagian investor konservatif. Namun, dalam konteks Nvidia, prospek pertumbuhan yang luar biasa di sektor AI membuat banyak analis justru menilai harga sahamnya masih relevan dengan potensi masa depan.
“Valuasi Nvidia mungkin tampak premium, tetapi premium tersebut mencerminkan ekspektasi pasar terhadap peluang AI jangka panjang,” ujar analis dari Goldman Sachs. “Dengan kapasitas teknologi, basis pelanggan yang luas, dan roadmap produk yang jelas, Nvidia memiliki posisi unik untuk tetap menjadi pemimpin pasar, bahkan ketika kompetisi semakin ketat.”
AI Jadi Mesin Utama Pertumbuhan
Pertumbuhan Nvidia saat ini tidak bisa dilepaskan dari ledakan permintaan AI generatif. Perusahaan-perusahaan besar berlomba membangun data center AI raksasa untuk mengembangkan model bahasa, computer vision, dan teknologi pembelajaran mesin lainnya.
Chip Nvidia, khususnya seri H100 dan generasi baru Blackwell, menjadi komponen inti dari infrastruktur tersebut. Dominasi Nvidia di pasar GPU mencapai lebih dari 80% untuk kategori AI data center, membuat perusahaan ini berada di posisi tak tergantikan.
Unit NVentures juga menjadi bagian penting dari strategi Nvidia. Melalui NVentures, perusahaan telah mendanai sejumlah startup AI, termasuk yang bergerak di bidang machine learning ops, generative AI tools, dan AI-as-a-service. Langkah ini tidak hanya memperluas ekosistem Nvidia, tetapi juga memastikan teknologi mereka menjadi fondasi utama inovasi AI global.
Tantangan & Persaingan ke Depan
Meski prospek Nvidia tampak sangat cerah, risiko tetap ada. Persaingan dari Advanced Micro Devices (AMD) dan Intel semakin ketat, sementara regulasi ekspor chip ke Tiongkok juga berpotensi membatasi pasar Nvidia di kawasan Asia. Selain itu, meskipun pemangkasan suku bunga akan menjadi katalis positif, ketidakpastian makroekonomi global masih dapat mempengaruhi minat investasi di sektor teknologi.
Namun, sebagian besar analis tetap melihat tren bullish untuk saham Nvidia. Morgan Stanley, misalnya, baru-baru ini menaikkan target harga Nvidia menjadi US$1.250 per saham, dengan proyeksi pertumbuhan dua digit hingga 2025. Jika The Fed benar-benar menurunkan suku bunga pada September, banyak investor memprediksi Nvidia akan menjadi salah satu penerima manfaat terbesar di sektor teknologi.
Kesimpulan
Dengan kombinasi fundamental keuangan yang solid, dominasi pasar GPU, dan momentum pertumbuhan AI, Nvidia berada di posisi yang sangat menguntungkan untuk memanfaatkan pemangkasan suku bunga The Fed. Meski valuasi sahamnya tergolong mahal, prospek jangka panjangnya yang luar biasa membuat Nvidia tetap menjadi salah satu pilihan utama bagi investor yang ingin mendapatkan eksposur pada revolusi AI global.
Jika The Fed memberikan sinyal dovish dan menurunkan suku bunga pada September, bukan tidak mungkin Nvidia akan menjadi motor utama reli saham teknologi dalam beberapa kuartal mendatang. Dan bagi investor ritel di Indonesia, aplikasi Nanovest bisa menjadi salah satu cara paling praktis untuk memantau harga, pergerakan, hingga potensi investasi di saham Nvidia secara real-time.
Artikel ini juga tayang di VRITIMES